Kronologi Wanita 21 Tahun Kena Gastritis Erosif, Seblak 2x Sehari-Jarang Makan Nasi

1 day ago 20
Jakarta -

Viral seorang dokter umum di Bandung Barat, dr Mariska Haris, membagikan kisahnya menangani pasien perempuan berusia 21 tahun mengalami gastritis erosif. Diketahui, pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi seblak secara berlebihan.

dr Mariska menceritakan awalnya pasien mengeluhkan gejala demam, batuk,mual, dan muntah. Pasien juga diketahui mengalami sakit perut serta kehilangan nafsu makan selama satu minggu terakhir.

Sebelum memutuskan berobat ke dr Mariska, pasien juga sempat tak bisa bangun dari tempat tidur karena tubuhnya yang sangat lemas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelumnya sudah ke bidan biasa di kampung kan gitu, tapi nggak sembuh ya karena nggak makan. Bahkan 1 hari sebelum ke saya dia sampai nggak bangun dari tempat tidur saking lemas, nggak makan. Ortunya bilang, sehat aja jarang makan," ucap dr Mariska, saat dihubungi detikcom, Kamis (4/8/2025).

Pasien Punya Riwayat Makan Seblak Setiap Hari

Setelah ditelusuri lebih lanjut, pasien punya kebiasaan mengonsumsi seblak setiap hari, bahkan bisa dua kali dalam sehari.

"(Makan seblak) tiap hari," ucap pasien dalam video tersebut.

"Berapa kali sehari," tanya dr Mariska ke pasien.

"Dua kali sehari," jawab pasien.


Untuk makanan pokok seperti nasi, pasien hanya mengonsumsinya sekali dalam sehari. Bahkan, saat tidak berselera, ia kerap tidak makan nasi sama sekali. Kondisi tersebut, menurut dr Mariska, membuat pasien didiagnosis mengalami gastritis erosif atau peradangan pada lambung.

Dikutip dari Cleveland Clinic, gastritis adalah peradangan pada lapisan pelindung lambung. Lapisan ini, yang disebut mukosa, berfungsi melindungi lambung dari asam, enzim, dan mikroorganisme yang masuk setiap hari.

Adapun gastritis erosif terjadi ketika penyebab gastritis benar-benar merusak lapisan pelindung lambung hingga menimbulkan luka (ulkus). Pemicu umumnya adalah zat kimia seperti asam lambung, empedu, alkohol, atau obat-obatan tertentu.

"Alhamdulilah diobservasi di saya 14 jam, sudah sehat bisa makan dan sudah pulang," ucap dr Mariska saat dihubungi detikcom, Kamis (4/8/2025).

dr Mariska menjelaskan risiko dari seblak umumnya berasal dari bahan olahan beku, termasuk kerupuk. Karena itu, ia menyarankan agar topping seblak diganti dengan bahan yang lebih segar, seperti udang, seafood, atau sayuran. Ia juga mengingatkan agar penggunaan sambal tidak berlebihan.

Begitu juga mengonsumsi seblak sebaiknya jangan berlebihan dan porsinya harus dibatasi. Ia juga menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi yang lengkap dan gizi seimbang setiap hari.

"Paling seblak boleh lah satu minggu sekali atau dua kali saja, dan tentu saja makan nasi tetap yang utama," jelasnya.

Saksikan Live DetikSore:

(suc/up)


Read Entire Article