Kisah Suster Kepala SMP Katolik di Surabaya Kuliah di Kampus NU

3 weeks ago 8
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Terkuak Bagaimana Cara Pengemudi Ojek Online Mendapatkan Jutaan Setiap Harinya! Cuma Server Thailand yang Bisa Begini?
3 Racikan Super!! Inilah Kisah Pak Gito Supir Gocar yang Berhasil Merubah Nasibnya
Admin Kim Dari Server Thailand: Jangan Pernah Bosen Main di Mahjong Ways, Besok Pasti Menang, Kami Kasih Garansi! Cek Polanya Disini
Beginilah Nasib Pegawai PPSU Setelah Mendaftar di Server Thailand Main Receh Dapat Jepe Juataan
Cuma Disini Dapat Akun Server Thailand Garansi Tarif Murah, Yang Lebih Mahal? Banyak!
Epic Comeback Mahjong Ways Nekat Pakai Bet Gede Main Di Server Thailand
Main Slot Kakek Zeus Di Server Thailand Modal 30K Maxwin 2 Juta
Paling Viral! Server Thailand Kasih Bocoran Tarif Paling Murah, Ojek Online Kembali Berjaya?
Pola Mahjong Hari Ini ! Main Cuma 1 Menit Profit 5,6 Juta
Slot Vivoslot: Slot Online yang Pernah Berjaya Pada Masanya: Game Roma Apa Kabarnya? Bisa Demo?
Starlight Princess x1000: Cerita Sukses Master Jul yang Menang Ratusan Juta Karena Bermain PG Soft
Bagaimana Rahasia yang Terdapat Pada RTP Game Server Thailand yang Tinggi dan Apakah Akan Memunculkan Menang Paus untuk Keuntungan Maksimal?
Efek Samping Dari Bermain Mahjong Ways Tanpa Menggunakan Pola Gacor Terbaru: Bersiaplah Rungkad Jika Tanpa Pola!
Menggemparkan Admin Server Thailand: 3 Trik Menang Besar di Mahjong Ways yang Diviralkan oleh Bang Boro di Media Sosial
3 Shio Ini Akan Mendapatkan Rezeki yang Berlimpah, Cek Disini Cara Menang Besar di Sugar Rush
Suster Elisabeth Hardiantinawati. Foto: Masruroh/Basra

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Senyum semringah terus mengembang di bibir Suster Elisabeth Hardiantinawati, usai mengikuti Yudisium Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada Jumat (13/9) siang, di Auditorium Kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

Perempuan yang kerap disapa Suster Elisabeth itu dikukuhkan sebagai PPG Dalam Jabatan Program Studi Bahasa Inggris. Ini menjadi momen pertama kalinya Suster Elisabeth menginjakkan kaki di kampus Unusa.

"Ini pertama kali saya datang ke kampus (Unusa) karena selama 3 bulan kuliah dilakukan secara online," ujar Kepala SMP Katolik Santa Clara Surabaya ini, saat ditemui Basra usai pengukuhan.

Pertama kali menginjakkan kaki di kampus Unusa, Suster Elisabeth mengaku cukup deg-degan. Ia risau akan pandangan dari mahasiswa lainnya.

"Penampilan saya kan berbeda dari mahasiswa di sini yang mayoritas muslim. Saya memang memakai penutup kepala tetapi bukan jilbab seperti kebanyakan yang dipakai mahasiswa muslim," terangnya.

Perasaan risau tersebut juga sempat dirasakan Suster Elisabeth saat pertama kali mengikuti perkuliahan. Ia khawatir akan pandangan risih atau negatif dari teman-teman kuliahnya.

"Memang kita tidak bertemu secara langsung hanya lewat online. Tapi kan saat kuliah online, kita juga harus menampilkan wajah. Nah saya itu sempat kuatir teman-teman akan merasa risih lihat penampilan saya, pokoknya hal negatif yang saya pikirkan waktu itu," ungkap perempuan asal Yogyakarta ini.

Tapi seiring berjalannya waktu, kegalauan itu berangsur menghilang. Ternyata, baik dosen maupun mahasiswa lain dapat menerima kehadiran dirinya.

“Semua berjalan biasa saja dan semakin menarik ketika beberapa dosen dengan ramah dan candaan memberikan kesempatan yang sama kepada saya untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran,” kata perempuan 51 tahun ini.

Bagi Suster Elisabeth, meski usianya tidak lagi muda dibanding teman-teman satu kelasnya, ia merasakan materi yang diberikan oleh para dosen bisa diterima dan dapat menambah wawasannya.

“Ini terlihat sekali ketika pada saat dilaksanakan pembelajaran secara online dan tugas mandiri, serta presentasi peserta, semua mengerjakan dan mengumpulkan dengan baik. Para peserta juga aktif dalam berinteraksi dan berbagi pengalaman, demikian juga para dosen aktif menyapa saya,” kata alumni FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya ini.

"Bahkan saat pengukuhan, bapak rektor menyapa dengan mengucapkan salam dari berbagai agama. Saya senang mendengar sapaan bapak rektor, kampus ini memang sangat menghargai perbedaan," pungkasnya

Read Entire Article