Kemenbud-InJourney Kerja Sama Perkuat Pengelolaan Candi Borobudur

20 hours ago 4

Jakarta -

Kementerian Kebudayaan RI menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney terkait pengelolaan Kompleks Candi Borobudur. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat tata kelola Candi Borobudur sebagai destinasi pariwisata budaya dan spiritual yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus menjadikan Borobudur sebagai ruang hidup budaya yang menjunjung tinggi nilai pelestarian warisan bangsa.

Diketahui, nota kesepahaman ini mencakup aspek pengelolaan kawasan cagar budaya, pengembangan sumber daya manusia dan/atau manajemen, serta pertukaran data dan informasi. Kerja sama ini juga menandai langkah strategis dalam mewujudkan konsep single destination management kawasan Borobudur.

Penandatanganan dilakukan di Kantor Danantara Indonesia oleh Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemenbud Restu Gunawan dan Direktur Utama InJourney Maya Watono, serta disaksikan langsung oleh Fadli bersama COO Danantara Indonesia Dony Oskaria, dan Direktur Utama InJourney Destination Management Febrina Intan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Momentum ini merupakan kesempatan yang sangat baik dalam upaya memajukan kebudayaan, dalam hal ini pengelolaan kompleks Candi Borobudur sebagai situs budaya Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden Prabowo bagaimana situs-situs yang kita miliki untuk dapat dilindungi, dikembangkan, dimanfaatkan, dan dibina sebaik mungkin untuk kebermanfaatan masyarakat luas," ujar Menbud Fadli Zon, dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7/2025).

Fadli juga menambahkan bahwa pengelolaan Candi Borobudur harus maksimal sebagai salah satu destinasi budaya dan wisata Indonesia. Ia berujar pengelolaan yang baik dan maksimal dapat menggerakkan perekonomian di sekitar Candi Borobudur.

"Kita juga masih punya tugas untuk menata ekosistem di sekitar Candi Borobudur agar semakin baik dan terkhusus dalam meningkatkan jumlah pengunjung, termasuk didalamnya terkait akses untuk kalangan disabilitas dan inklusivitas," kata Fadli.

Lebih lanjut, Fadli juga menyampaikan berbagai potensi situs budaya lainnya yang dimiliki oleh Indonesia. Dirinya mencontohkan adanya berbagai situs arkeologis, seperti Leang-Leang di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan; Pulau Muna, Sulawesi Tenggara; serta Sumatera Barat.

"Situs-situs ini belum mempunyai campaign yang besar guna mempromosikannya. Dana kita terbatas dan pastinya memerlukan skema public private partnership sebagai bentuk tanggung jawab bersama," ucap Fadli.

"Tentu saya berharap dengan berbagai potensi yang ada dan dengan kerja sama berbagai pihak, dapat menjadikan situs budaya kita sebagai living heritage yang dinamis," sambungnya.

Selain potensi yang ada, Fadli juga menyampaikan berbagai upaya perawatan, perbaikan, dan pengembangan yang sedang dilakukan oleh Kemenbud, diantaranya situs Gunung Padang, Situs Muara Jambi, Museum Majapahit, Museum Manusia Purba Sangiran, hingga Songgobuwono Keraton Solo. Dengan kerja sama ini, Kemenbud dapat secara optimal menjalankan mandat pelestarian dan penguatan fungsi kebudayaan di Kawasan Borobudur.

Di saat yang sama, InJourney melalui Injourney Destination Management akan menjalankan fungsi pariwisata secara holistik, mengedepankan aspek edukasi, pengalaman autentik, serta pemberdayaan masyarakat lokal. Sementara, masyarakat sebagai penikmat budaya akan merasakan manfaat nyata dari keterbukaan akses, peningkatan kualitas layanan, dan dampak ekonomi yang lebih merata.

Salah satu bentuk pemanfaatan ini adalah program 'Borobudur Sunrise', yang memberi kesempatan kepada pengunjung menikmati keindahan matahari terbit dari puncak Borobudur mulai pukul 4 pagi. Program ini menjadi contoh bagaimana nilai spiritual dan budaya dapat diintegrasikan ke dalam pengalaman wisata yang mendalam dan bermakna.

Kemenbud memandang kerja sama ini merupakan langkah konkret untuk menyeimbangkan pelestarian dan pemanfaatan. Dengan pendekatan kolaboratif dan tata kelola yang terintegrasi, Candi Borobudur dapat terus menjadi sumber inspirasi budaya, spiritualitas, dan kesejahteraan masyarakat.

Fadli berharap penandatanganan MoU ini menjadi langkah penting dalam menggerakan ekonomi dan budaya nasional. Lebih lanjut, ia juga berharap momen ini menjadi suatu upaya strategis dalam menggerakan perekonomian nasional, sesuai yang diharapkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto di bidang kebudayaan dan pariwisata.

"Semoga kerja sama kita semakin erat dan kuat," kata Fadli.

Sementara itu, Dirut InJourney Maya Watono menyampaikan apresiasi atas terbukanya ruang kolaborasi dengan Kemenbud yang memungkinkan hadirnya skema pengelolaan bersama yang mengedepankan tanggung jawab kolektif terhadap warisan dunia. Maya mengatakan InJourney menyadari bahwa integrasi bukan hanya soal operasional, ini adalah tanggung jawab bersama terhadap sejarah dan generasi mendatang.

"Dengan kolaborasi yang erat dan dukungan dari Kementerian Kebudayaan, kami percaya bahwa Borobudur dapat menjadi destinasi yang tidak hanya indah secara visual, namun juga sarat makna spiritual, budaya, dan berdampak ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar," ungkap Maya.

COO Danantara Indonesia Dony Oskaria juga menambahkan sebagai salah satu destinasi utama Indonesia, Borobudur harus terus dipromosikan secara global. Menurut Dony, dalam pengelolaan destinasi, Danantara mengubah parameter KPI untuk InJourney sebagai pengelola kompleks Candi Borobudur yang tidak hanya berfokus pada profit namun juga dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan dan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur.

"Kami juga sangat mengapresiasi dukungan dari Kementerian Kebudayaan yang memperkuat kolaborasi ini serta mendukung penerapan single authority management untuk pengelolaan destinasi yang lebih efektif," ungkap Dony.

Sebagai informasi, dalam acara tersebut turut dihadiri oleh Managing Director Business 3 PT Danantara Asset Management Febriany Eddy; MD Global Relations & Governance PT Danantara Indonesia Mohammad Al-Arief; serta Senior Director Corporate Secretary PT Danantara Indonesia Mayatias Asmoro. Turut hadir mendampingi Fadli, Sekretaris Jenderal Kemenbud Bambang Wibawarta; Ketua Dewan Pengawas Museum dan Cagar Budaya sekaligus Staf Khusus Menteri bidang Media dan Komunikasi Publik M Asrian Mirza; Kepala Museum dan Cagar Budaya Abi Kusno; serta Direktur Eksekutif Badan Pengelola Usaha Museum dan Cagar Budaya Indira Esti Nurjadin.

(akd/akd)

Read Entire Article