Sebuah kuil di Kalideres, Jakarta Birat sempat viral karena kecantikannya. Kuil Hindu ini bernama Murugan. detikTravel mendapat kesempatan untuk datang dan menjelajahi Kuil Murugan secara lebih dekat pada Sabtu (2/8/2025). Berada di kawasan Kalideres Daan Mogot, kuil ini terletak di pinggir jalan.
Nama kuil ini melesat populer setelah viral di media sosial. Banyak warga yang datang untuk memuaskan rasa penasaran dan memburu konten. Wajah kuil yang megah dan indah menjadi salah satu alasannya.
Namun, popularitas itu bagai buah simalakama. Pengunjung yang datang mengesampingkan fungsi utama kuil sebagai tempat ibadah, di mana tata tertib harusnya menjadi acuan. Antrean mengular sampai keluar kuil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah. Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Ketua Dewan Pembina Yayasan Shree Sanathana Dharma Aalayam (Jakarta Murugan Temple), Kobalen (61) ingat betul, saat Murugan viral ratusan orang antre untuk berburu konten.
"Membeludaknya lebih dari dugaan kami awalnya 50, 100, 150, 200, 300, 400 orang lalu berhenti. Tiba-tiba muncul 1.100 orang, itu pada hari Kamis sehingga kami langsung ambil inisiatif untuk tutup," tuturnya.
Ayah dari 3 anak itu berkata penutupan bukan karena anti pengunjung, tapi justru karena cinta. Kuil Murugan melihat ini sebagai kesempatan untuk membuat sistem karena harus memperhatikan unsur keamanan, kebersihan, dan sebagainya, yang bersangkutan dengan kuil.
Rencananya, Kuil Murugan akan membuat sesi kunjungan dari jemaat non-hindu. Website dan aplikasi pemesanan sedang dalam pengembangan, namun sudah ada sedikit gambaran bagaimana bentuk wisata Kuil Murugan.
"Nantinya jumlah maksimal kunjungan 225 orang per hari. Per 20 menit isinya 25 orang, jadi total selama 1 jam ada sekitar 75 orang," jelasnya.
Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah. Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Kapasitas kunjungan mengacu pada area kuil, gedung yang memiliki 3 tingkat itu masih dalam tahap konstruksi. Keselamatan jadi alasan utama.
"Jadi banyak masyarakat yang tidak paham, karena tempat ibadahnya belum selesai," jelasnya.
Di lantai dua ada ruang ibadah, di mana jemaat datang dan berdoa kepada dewa. Area ini tertutup untuk wisatawan. Untuk foto-foto akan diarahkan langsung ke lantai 3, rooftop.
Menara setinggi 47 meter menjulang sebagai penarik utama, tertinggi di Asia Tenggara, sementara 5 menara kecil berwarna-warni membuat pemandangan semakin hidup.
Saat kunjungan membludak, wisatawan kedapatan memanjat menara demi konten. Padahal, menara itu merupakan 'mahkota' dari dewa yang berada di lantai 2, di mana bangunan itu dianggap suci dan tidak semestinya disentuh dan diinjak.
Ini mengapa pengelola kuil ingin menutup sementara rumah ibadah Murugan. Pengurus kuil ingin membuat tanda yang jelas, sehingga pengunjung bisa menghormati rumah ibadah itu sebagaimana mestinya.
"Kemudian wanita yang menstruasi dilarang untuk masuk, ada batas suci seperti rumah ibadah lain. Saat membludak kemarin, kita nggak mungkin tanya satu-satu," jawabnya.
Saat ini sudah ada beberapa tanda atau tata tertib di dalam kuil. Pengunjung dilarang menggunakan alas kaki, wanita yang datang bulan dilarang masuk dan dilarang mengkonsumsi produk hewani di area kuil.
"Ya kami sampaikan kepada semua kawan-kawan yang ingin berwisata kemarin. Tolong patuhi aturannya. Lihat rambu-rambunya," tambahnya.
Kamu yang belum sempat berkunjung ke Kuil Murugan tak perlu khawatir, karena tempat ini akan kembali dibuka untuk umum di luar jam ibadah yang dilaksanakan pukul 06-12.30 WIB dan 16.00-200 WIB.
"Tujuan kami dari awal ini harus menjadi sebuah destinasi wisata seperti Istiqlal dan Katedral, bahkan lebih daripada itu. Tempat ini menunjukkan kebinekaan kita konsep Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kuil Murugan Jakarta Diresmikan, Terbesar di Asia Tenggara"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/ddn)