Jakarta -
Di tengah situasi Palestina yang masih penuh konflik, Inara Rusli datang membawa kabar baik. Penyanyi sekaligus pebisnis ini ditunjuk sebagai brand ambassador untuk Rumah Sakit Ibu dan Anak Indonesia yang rencananya bakal dibangun di Gaza.
Cerita keterlibatan Inara ini ternyata berawal dari relasinya dengan Maemuna Center, lembaga kemanusiaan yang memang aktif di Palestina. Ia udah kenal lebih dulu sama Bu Oni, sosok di balik Maemuna Center, lewat acara bazar.
"Beliau appreciate banget karena aku punya produk khusus desain untuk Palestina dan penjualannya 100% aku donasikan untuk saudara-saudara di Palestina," cerita Inara saat ditemui di Studio Trans TV, Jumat (1/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nggak lama setelah itu, Inara diajak langsung untuk terlibat dalam proyek pembangunan rumah sakit khusus ibu dan anak. Proyek ini jadi lanjutan dari rumah sakit sebelumnya yang juga dibangun oleh Maemuna Center dan masih berdiri kokoh sampai sekarang.
"Ini sebenarnya sudah pernah diawali dengan pembangunan rumah sakit sebelumnya di Gaza yang alhamdulillah sampai hari ini masih berdiri kokoh," jelasnya.
Inara bilang, rumah sakit khusus perempuan dan anak itu penting banget, karena di Gaza, kelompok inilah yang jadi korban terbanyak.
"Kemudian beliau mengusulkan untuk melanjutkan pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak karena memang belum ada sama sekali di Gaza. Ini concern kami juga, terutama pada isu-isu perempuan di sana. Karena memang korban perang terbanyak, sekitar 70% di Gaza itu perempuan dan anak-anak. Maka ini menjadi concern utama kami," sambungnya.
Soal posisinya terhadap Palestina, Inara nggak ragu buat menyatakan dukungan secara terbuka.
"Aku benar-benar full support. Dari awal aku sudah memasang bendera bahwa aku berpihak pada Palestina. Karena dari awal Palestina adalah negara yang merdeka dan apa yang mereka alami bukan konflik, tapi penjajahan. Salah satu pihak tidak punya kekuatan untuk melawan. Jadi menurut aku itu kejahatan," tegas Inara.
Sebagai public figure, Inara juga ngajak masyarakat Indonesia buat terus peduli, jangan apatis terhadap isu kemanusiaan, apalagi yang menyangkut hak hidup orang banyak.
"Kita enggak perlu menjadi seorang muslim untuk bisa menjadi manusia dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Tapi sebagai muslim, kita juga punya kewajiban untuk menolong dengan tangan kita, doa kita, pikiran kita, semaksimal mungkin, untuk saudara-saudara kita di mana pun mereka berada agar mereka bisa bebas dan mereguk hak-hak mereka sebagai manusia," pungkasnya.
(fbr/nu2)