Didi Riyadi Protes Kenaikan Biaya IPL Apartemen hingga 54 Persen

13 hours ago 3

Jakarta -

Aktor sekaligus musisi Didi Riyadi, tengah menjadi sorotan setelah menyuarakan keresahan terkait pengelolaan apartemen tempat tinggal di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Menurutnya, pihak pengelola apartemen memberlakukan kebijakan yang merugikan para penghuni, terutama terkait kenaikan biaya Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL).

Kenaikan ini dinilai memberatkan karena, jumlahnya cukup besar dan dilakukan tanpa adanya penjelasan yang transparan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemicunya adalah kenaikan IPL sebesar 54 persen, gitu. Dan itu yang memicu kemarahan warga. Tentu bukan hanya kemarahan aja dan kekesalan, tapi juga kecurigaan. Kok naiknya cukup signifikan ya, 54 persen. Ini ada apa, gitu lo," kata Didi Riyadi saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).

Drummer grup band Element itu menambahkan, keresahan ini bukan hanya dialami olehnya seorang diri, melainkan juga penghuni lain. Tapi saat ditanya lebih lanjut, Didi, gak menjelaskan berapa kisaran harga IPL saat ini.

"Nah ini yang menimbulkan kecurigaan warga. Saya sebagai bagian dari warga di sini pun juga ikut mempertanyakan hal ini," tutur Didi Riyadi.

Lebih lanjut, Didi Riyadi menekankan perlunya transparansi dari pihak pengelola. Baginya, kenaikan IPL yang mencapai lebih dari setengah dari biaya sebelumnya, bukanlah hal kecil dan harus disertai penjelasan terbuka.

"Harus ada sebuah bentuk transparansi dan tentunya, juga bentuk tanggung jawab yang harus diberikan penjelasan itu secara terang benderang kepada semua warga. Kenapa kenaikan itu bisa sampai 54 persen?" tegasnya.

Hingga saat ini penjelasan yang mereka terima masih belum memadai. Warga hanya diberitahu soal kenaikan tanpa detail yang jelas mengenai alasan maupun perhitungannya.

"Itu yang kita sebagai warga semua, termasuk saya di sini, tidak mendapatkan penjelasan yang clear dan terang benderang soal itu," ucap Didi Riyadi.

Aktor berusia 44 tahun itu juga menyebut selama lebih dari satu dekade tinggal di apartemen itu, baru kali ini terjadi konflik sebesar ini.

"Memang, belum pernah ada sebuah konflik atau sebuah kekisruhan yang besar sampai dengan sebesar ini, gitu," terang Didi Riyadi.

Situasi ini, membuatnya dan warga lain mempertanyakan alasan yang melatarbelakangi lonjakan biaya IPL. Baginya, hal ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan juga menyangkut keadilan dan hak penghuni.

"Kenapa kok tiba-tiba lonjakan yang cukup signifikan untuk IPL yang sebesar 54 persen itu," ucapnya.

Sebagai solusi, Didi Riyadi menilai kebijakan semacam ini seharusnya diputuskan melalui mekanisme resmi dengan melibatkan semua pihak.

"Harus disosialisasikan ke seluruh warga. Jadi kebijakan itu tidak bisa langsung serta-merta dibuat tanpa persetujuan warga," pungkasnya.


(ahs/wes)

Read Entire Article