CSIS: Pemerintahan Prabowo Hadapi Tiga Tantangan Utama di Tahun Pertama

3 hours ago 3

Sejumlah mahasiswa menggelar aksi demonstrasi dalam rangka memperingati satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Senin (20/10/2025). Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan terkait program prioritas pemerintah yang dinilai belum menjawab kebutuhan rakyat. Mulai dari program makan bergizi gratis hingga reformasi pendidikan yang dianggap masih gagal memenuhi harapan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran menghadapi sejumlah tantangan dalam menentukan arah kebijakan nasional. Arya menyebut ada tiga hal utama yang menandai masa pemerintahan ini dan akan berpengaruh besar terhadap kebijakan ke depan.

“Saya melihat ada tiga hal utama yang terjadi dan juga akan memengaruhi apa yang akan terjadi ke depan. Saya melihat ada policy trade-off yang tidak mudah dilakukan oleh pemerintahan Prabowo,” ujar Arya dalam konferensi pers bertajuk “Satu Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo: Catatan CSIS” di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Menurut Arya, tantangan pertama yang dihadapi pemerintahan Prabowo adalah pembengkakan jumlah kementerian yang cukup signifikan dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Ia menjelaskan, struktur kabinet yang lebih besar ini menunjukkan adanya pergeseran dalam strategi politik dan pembagian kekuasaan.

Trade-off terkait penambahan jumlah kementerian yang membengkak hingga 49 kementerian dari pemerintahan sebelumnya yang hanya 34 kementerian,” sambung Arya.

Tantangan kedua, lanjutnya, berkaitan dengan keputusan apakah pemerintahan Prabowo akan melanjutkan program-program unggulan warisan pemerintahan Jokowi atau justru menciptakan program baru yang berbeda. Arya menilai dilema ini penting karena menentukan arah pembangunan nasional dalam lima tahun ke depan.

Trade-off kedua adalah apakah pemerintahan Prabowo akan melanjutkan program-program unggulan pemerintahan sebelumnya atau justru membentuk program baru,” ucap dia.

Arya mencontohkan, dalam masa kampanye, Prabowo sempat menyoroti program besar seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), infrastruktur, dan hilirisasi sebagai prioritas utama. Namun, dalam satu tahun terakhir, ia melihat adanya perubahan besar dalam fokus kebijakan pemerintah.

“Yang saya lihat dalam satu tahun terakhir, pemerintahan Prabowo melakukan transformasi yang sangat besar dari program-program berbasis infrastruktur menjadi program berbasis redistribusi sosial melalui kebijakan-kebijakan populis,” lanjutnya.

Read Entire Article