Jakarta -
Badan Gizi Nasional menyampaikan sebanyak 7,5 juta penerima manfaat program makan bergizi gratis (MBG). Kepala BGN Dadan Hindayana menilai jumlah penerima manfaat ini setara dengan memberikan MBG di Singapura.
"Dan alhamdulillah hari ini Badan Gizi sudah melayani 7,5 juta di seluruh Indonesia. Itu kalau di Singapura sama dengan memberi makan seluruh yang beraktifitas di Singapura. 4,2 juta penduduknya, 1,8 residen, dan sisanya turis, termasuk memberi makan yang di Brunei Darussalam," kata Dadan di SPPG Serpong Lengkong Wetan, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (29/7/2025).
Kendati begitu, Dadan menerangkan persentasenya baru 9%. Sebab, populasi penduduk Indonesia sangat besar dan BGN baru memberi target sebanyak 82 juta penerima manfaat dari total 285 juta penduduk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi bagi Indonesia ini baru 9 persen. Kenapa? Karena populasi Indonesia besar. 285 juta dan yang kita beri target 82 juta. Jadi sepertiga penduduk Indonesia, kita memberi makan dan sekarang baru 7,5 (juta). Jadi sesuatu langkah yang sangat besar," jelas Dadan.
Dadan menerangkan saat ini sudah terbentuk 2.391 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dari total tersebut, BGN telah berhasil menyerap 94.000 tenaga kerja yang bekerja di SPPG.
Angka itu belum termasuk dengan supplier. Di mana, setiap SPPG membutuhkan 15 supplier. Dadan menerangkan satu supplier mempekerjakan lima hingga lima belas orang.
"Satu SPPG seperti ini kan mempekerjakan 50 orang. Jadi, sekarang sudah terbentuk 2.391, sudah menyerap 94.000 tenaga kerja yang bekerja di SPPG. Belum yang di supplier. Karena satu SPPG membutuhkan 15 supplier minimal. Satu supplier memperkerjakan 5 sampai 15 (orang), sudah bisa kita hitung efek ekonominya," tambah Dadan.
Di Tangsel, BGN menargetkan sebanyak 169 SPPG berdiri. Dari sana, Dadan menyebut dana BGN yang masuk ke Tangsel hampir menyentuh Rp 2 triliun. Di mana, sebagian besar dana tersebut digunakan untuk membeli bahan baku program MBG.
"Dan dana yang masuk ke satu SPPG seperti ini Rp 10 miliar per tahun. Jadi, kalau 169 (SPPG) itu hampir Rp 2 triliun uang Badan Gizi masuk ke Tangsel. Dan 85 persen-nya digunakan untuk membeli bahan baku. Bahan bakunya apa? Ya produk-produk pertanian itu.
Itu adalah dampak ekonomi yang akan muncul," tuturnya.
(kil/kil)