Basarnas soal KMP Tunu: Diberi Tahu Pas Sudah Hilang, Diduga Ada Korban di Mobil

3 weeks ago 4
 Youtube/ TVR ParlemenKepala Basarnas Mohammad Syafii. Foto: Youtube/ TVR Parlemen

Kepala Basarnas Mohammad Syafii menyayangkan pihaknya telat menerima informasi soal tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Kamis (3/7) dini hari waktu setempat. Sehingga pencarian tidak langsung membuahkan hasil.

"Kami izin sampaikan secara umum bahwa pada saat kejadian, memang yang kami harapkan bahwa Basarnas itu mendapatkan informasi pada saat awal kedaruratan terjadi," kata Syafii dalam Rapat dengan Komisi V DPR, Senin (7/7).

Hal ini membuat mereka tidak bisa memaksimalkan menyelamatkan korban. Saat tiba, kapal sudah hilang dari permukaan.

"Namun yang terjadi kami juga tidak tahu persis kejadiannya, bahwa informasi itu kami dapat pada saat kapal sudah hilang dari permukaan itu, sehingga perjalanan kami ke sana tidak langsung menemukan kapal," sambungnya.

Di hari pertama pencarian, menurutnya Basarnas bergerak menyisir dari utara ke selatan titik tenggelam. Hal ini yang membuat pencarian tidak membuahkan hasil.

"Seluruh unsur yang kita broadcast pada saat itu langsung membuat jaringan di sebelah utara dari lokasi tenggelamnya kapal, sehingga pada saat itu, pada malam itu kita tidak menemukan apa-apa," sambungnya.

Petugas melakukan pencarian dalam operasi SAR tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, Jembrana, Bali, Sabtu (5/7/2025). Foto: Sonny Tumbelaka/AFPPetugas melakukan pencarian dalam operasi SAR tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, Jembrana, Bali, Sabtu (5/7/2025). Foto: Sonny Tumbelaka/AFP

Pencarian Hari Kedua

Pada hari kedua, Basarnas dan Tim Gabungan memfokuskan pencarian lokasi jatuhnya kapal. Sebab, Syafii menduga ada korban yang beristirahat di dalam kendaraannya saat kapal berlayar.

"Kami berasumsi kapal beroperasi malam hari, kemudian membawa 22 kendaraan yang kami yakini yang memungkinkan ada korban-korban yang saat itu sedang istirahat, walaupun sesuai ketentuan itu tidak diizinkan penumpang ada di dalam mobil," ujarnya.

"Sehingga kami untuk hari kedua mengerahkan unsur kapal yang memiliki sonar untuk men-detect di mana posisi kapal," lanjut dia.

Sejauh ini, sudah ada 9 korban meninggal yang ditemukan. Sementara 27 orang lainnya masih hilang, dan 29 selamat.

Read Entire Article