Bapanas Ungkap Penyebab Beras Langka di Ritel dan Harga Naik

6 hours ago 5
satu lapak dagangan beras di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: Najma Ramadhanya/kumparan

Harga beras medium mengalami kenaikan meski stok beras saat ini melimpah. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap sejumlah penyebab terjadinya kelangkaan tersebut.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menuturkan, salah satu alasannya adalah harga pokok penjualan (HPP) gabah semua kualitas saat ini sudah disamakan menjadi minimal Rp 6.500 per kg nya. Hal ini turut berpengaruh pada harga beras.

“Kalau harga gabahnya Rp 7.000, kemudian ada yang sampai Rp 7.400, maka tidak mungkin lagi harga berasnya Rp 12.500,” kata Arief dalam rapat dengar pendapat Bapanas dengan Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (4/9).

Arief mengajukan agar dilakukan rapat koordinasi terbatas terkait peningkatan harga beras. Menurutnya, penting untuk merumuskan cara agar meski HPP gabah tinggi, harga beras medium tidak naik.

“Hal ini memang harus dikerjakan. Kalau kita mau harga petaninya naik, jangan sampai juga nanti harga mediumnya tidak masuk, orang tidak punya beras medium,” ujarnya.

Terkait produksi, sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksi produksi beras Januari-Oktober berada pada angka 31,04 juta ton. Bapanas sendiri juga memiliki proyeksi produksi beras secara tahun penuh 2025, yakni mencapai 33,93 juta ton.

Hitungan proyeksi 33,93 juta ton oleh Bapanas tersebut, didasarkan pada hitungan proyeksi oleh BPS sampai Oktober ditambah hitungan produksi November-Desember 2025, yang menggunakan rata-rata produksi bulanan 3 tahun sebelumnya.

Beras premium di Ritel Lotte Mart, Kuningan, Rabu (3/9/2025). Foto: Najma Ramadhanya/kumparan

Bapanas juga akan melakukan pengecekan lapangan terkait harga beras yang naik di atas harga eceran tertinggi (HET). Dengan peningkatan produksi, kata Arief, seharusnya harga beras tak naik.

Arief juga merespons mengenai stok beras premium dan SPHP yang sulit ditemui di ritel. Salah satu penyebabnya adalah perusahaan produsen beras premium menyetop produksi karena kasus beras oplosan beberapa waktu lalu. Meski demikian ia tetap mendorong pemenuhan stok beras premium di ritel.

Perusahaan yang biasa memproduksi (premium) kemarin kan enggak memproduksi (karena kasus beras oplosan). Sekarang mereka lagi memperbaiki diri supaya bisa speknya sama-sama yang dimau (sesuai standar premium),” ujarnya.

Sementara untuk stok beras SPHP di ritel, Arief menjelaskan saat ini penyaluran sudah terus dilakukan bahkan lewat 1.000 truk per hari di seluruh Indonesia. Meski demikian, Bapanas akan terus mendorong Bulog untuk melakukan percepatan.

Read Entire Article