Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan data sementara jumlah warga yang terdampak banjir pada Minggu (6/7) malam sebanyak 6.700 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 30.000 jiwa dan satu orang meninggal dunia.
Wali Kota Mataram Mohan Rolisakan, mengatakan banjir yang melanda Kota Mataram pada Minggu (6/7) kemarin merupakan banjir yang terbesar selama ini, karena terjadi merata pada enam kecamatan di kota itu.
Menurutnya, banjir terjadi karena curah hujan tinggi dengan intensitas lama dan merata dari hulu hingga hilir, sehingga menyebabkan air Sungai Ancar dan Kali Unus meluap. Kondisi paling parah di BTN Riverside Selagalas.
Korban banjir, lanjutnya, dievakuasi ke tempat-tempat yang lebih aman dengan menurunkan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bekerja sama dengan TNI/Polri, serta pihak terkait lainnya.
"Alhamdulillah, pagi tadi air sudah menyusut dan masyarakat bisa kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan sisa banjir," kata Mohan dikutip Antara.
1 Orang Meninggal dan 15 Terluka
Mohan menyebut ada 1 wargnya yang meninggal. Korban merupakan warga Ampenan meninggal karena tersengat listrik lampu penerang jalan yang terdampak banjir.
"Hari ini almarhumah dimakamkan dan Pemkot Mataram sudah memberikan santunan kepada pihak keluarga yang ditinggalkan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi, mengatakan ada 14 unit perkantoran dan Pendopo Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) Indah Dhamayanti Putri terendam air banjir yang melanda Kota Mataram pada Minggu (6/7).
Selain itu banjir juga merendam rumah-rumah warga di enam kecamatan di Kota Mataram, kata dia, mulai dari Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.
"Ada 7.714 Kepala Keluarga (KK) atau 30.833 jiwa yang terdampak banjir dan 15 orang luka-luka dan 520 mengungsi, 9 unit rumah rusak berat, puluhan toko terendam, dan satu jembatan ikut putus," kata Ahmadi.
Sekretaris BPBD Kota Mataram Ahmad Muzaki mengatakan banjir terjadi karena intensitas hujan sedang hingga lebat dengan durasi cukup lama disertai kilat/petir dan angin kencang, sehingga mengakibatkan meluapnya air sungai dan merendam rumah warga.
Akibat curah hujan yang tinggi sekitar pukul 16.00 Wita pada Minggu (6/7), debit air sungai meningkat hingga meluap ke permukiman warga air dengan ketinggian mencapai lebih satu meter.
Tim BPBD NTB dan BPBD Kota Mataram, serta TNI/Polri bersama relawan dan aparat setempat, langsung turun ke lokasi untuk membantu evakuasi.
"Tadi malam kami membuka 10 titik pengungsian. Ada yang di masjid sekolah, Asrama Haji, dan ke rumah-rumah warga sekitar. Tapi Alhamdulillah, hari ini warga kembali untuk membersihkan rumah dari sisa banjir," katanya.